Nama : Ahmad Akhyar Abdul Ahad
Nim : 1261041026
Jurusan :
PPKn A
1. Cirri-Ciri
Tes Yang Baik
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa suatu tes dikatakan sebagai
alat pengukur yang baik jika memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas,
praktikabilitas, dan ekonomis.
1. Validitas Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Artinya, tes yang diberikan kepada peserta didik harus dapat menjadi alat ukur
terhadap tujuan yang sudah ditentukan sebelum tes dilaksanakan.
2.
Reliabilitas Reliabilitas berasal dari kata reliability, reliable yang artinya
dapat dipercaya, berketetapan. Sebuah tes dikatakan memilki reliabilitas
apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan ketetapan. Artinya, jika peserta
didik diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan maka setiap siswa akan
tetap berada pada urutan yang sama dalam kelompoknya.
3. Objektivitas Objektivitas dalam
pengertian sehari-hari berarti tidak mengandung unsur pribadi. Kebalikannya
adalah subjektivitas, yang berarti terdapat unsur pribadi. Jadi, sebuah tes
dikatan objektif apabila tes itu dilaksanakan dengan tidak ada faktor pribadi
yang mempengaruhi, terutama pada sistem scoring.
4.
Praktikabilitas Sebuah tes dikatakan memilki praktikabilitas yang tinggi
apabila tes tersebut bersifat praktis. Artinya, tes itu mudah dilaksanakan,
mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk yang jelas sehingga dapat
diberikan atau diawali oleh orang lain dan juga mudah dalam membuat
administrasinya.
5.
Ekonomis Tes memilki sebutan ekonomis apabila pelaksanaan tes itu tidak
membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang
lama.
2.
Prinsip-Prinsip Dasar Dalam
Penyusunan Tes Hasil Belajar
1. tes hasil belajar harus dapat
mengukur secara jelas hasil belajar (learning
out comes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional.
2. butir-butir soal tes hasil belajar
harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang
telah diajarkan, sehingga dapat dianggap mewakili seluruh performan yang telah
diperoleh selama peserta didik mengikuti suatu unit pengajaran.
3. bentuk soal yang dikeluarkan dalam
tes hasil belajar harus dibuat bervariasi, sehingga betul-betul cocok untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu
sendiri.
4. tes hasil belajar harus didesain
sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.Pernyataan
tersebut mengandung makna, bahwa desain tes hasil belajar harus disusun relevan
dengan kegunaan yang dimiliki oleh masing-masing jenis tes.
5. tes hasil belajar harus memiliki
reliabiltas yang dapat diandalkan. Artinya, setelah tes hasil belajar itu
dilaksanakan berkali-kali terhadap subyek yang sama, hasilnya selalu sama atau
relatif sama. Dengan demikian tes hasil belajar itu hendaknya memiliki keajegan
hasil pengukuran yang tidak diragukan lagi.
6. tes hasil belajar disamping harus
dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat
dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk memperbaiki cara
belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.
3.
Kelebihan Tes Tertulis dengan Tes Lisan
A. Kelebihan
Tes Tertulis
1) Dapat mengukur kemampuan sejumlah siswa dalam
tempat yang terpisah dan dalam waktu yang sama.
2) Dalam tes tulis, peserta didik relatif
memiliki kebebasan untuk menjawab soal, Sehingga secara psikologi peserta didik
lebih bebas dan tidak terikat.
3) Pada tes tertulis, karena soalnya sama maka
obyektifitas hasil penilaian lebih dapat dipertanggung jawabkan dari pada tes
lisan ataupun tes tindakan.
B.
Kelebihan Tes Lisan
Adapun
kelebihan-kelebihan tes lisan antara lain adalah:
1.
Bisa mengetahui kemampuan siswa
dalam mengemukakan pendapat secara langsung dan dapat diketahui penguasaan
siswa secara tepat.
2.
Mengukur kemampuan berpikir taraf
tinggi secara lebih leluasa.
3.
Memungkinkan untuk melakukan
pengecekan
4.
Tak ada kesempatan untuk menyontek
5. Dapat menilai kemampuan dan tingkat
pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena
dilakukan secara berhadapan langsung.
6.
Bagi peserta didik yang kemampuan
berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami
pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat
menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud.
7.
Hasil tes dapat langsung diketahui
peserta didik.
4.
Kekurangan Tes Tertulis dengan Tes Lisan
A. Kekurangan
Tes Tulis
1) Belum tentu cocok
mengukur psikomotorik dan mengukur ranah afektif pada tingkat karakteristik.
2) Hasil dari tes tulis
sedikit agak diragukan karena peserta dapat melakukan kucurangan dalam
mengerjakan.
3) Apabil tidak
menggunakan bahasa yang tegas dan lugas dapat mengandung pengertian ganda,
sehingga berakibat data yang masuk salah.
B. Kelemahan Tes lisan
Selain
memiliki kelebihan, tes lisan juga memiliki kelemahan-kelemahan, di antaranya
adalah:
1.
Lebih memungkinkan untuk terjadinya
ketidakadilan antar peserta didik.
2.
Memungkinkan penguji untuk
menyimpang dari lingkup bahan ajar yang akan diujikan.
3. Membutuhkan waktu pelaksanaan yang
relatif lebih lama dan seringkali siswa kurang bebas dalam mengemukakan
pendapat.
4.
Peluang subjektivitas dalam
penilaian lebih terbuka disbanding dengan tes tulis.